[BOOK] SUDUT MATI OLEH TSUGAEDA

Tsugaeda menciptakan komposisi yang pas dengan menghadirkan Titok,Teno,Titan dan Tiara dalam Sudut Mati.

Titok sebagai anak pertama sejak awal digadang-gadang sebagai pewaris Prayogo Group. Sayang sekali ia lebih cocok menjadi kepala preman daripada pemimpin sebuah korporasi.

Teno dianggap mengalami gangguan jiwa setelah divonis bersalah menghilangkan nyawa ibunya. Bahkan Teno menyebutkan keinginan untuk membunuh ayahnya, secara lantang. Melalui Manifestasi Teno maupun dalam pledoi-nya di ruang sidang.

Titan tidak punya ketertarikan namun mempunyai kualifikasi paling tepat untuk melanjutkan usaha ayahnya. Titan adalah sosok ‘family man’ diantara ketiga saudaranya yg lain.

Keberadaan Tiara menjadi penting karena ketiga kakak laki-lakinya diatas bisa salong bunuh sejak awal. Tiara menjadi sosok yang harus dilindungi. Sekaligus kelemahan ketika ke-3 kakaknya berhadapan dengan musuh utama Prayogo Group.

Sejujurnya saya tidak terlalu suka dengan gaya penulisan Sudut Mati ini. Kebanyakan informasi dijejalkan dalam paragraf panjang, seolah2 saya sedang membaca liputas khusus sebuah tidak kriminal yg dilakukan salah seorang politisi.

Saya kuang tau juga apakah kebanyakan novel thriller memang harus seperti itu, mengingat harus menyampaikan banyak informasi agar pembaca mendapatkan sebuah gambaran yg utuh. Nyatanya dengan menyisipkan ‘artikel’ tadi tidak membuat novel ini menjadi lebih singkat. Hampir 400 halaman, tentu ini jumlah yang fantastis.

Meski saya tidak menyukai paragraf-paragraf panjang tadi, saya harus akui bahwa buku ini punya daya tarik yang luar biasa.

Plot yang disajikan dalam bab-bab pendek terus menyajikan misteri dan intrik yang membuat saya penasaran. Menebak siapa yang menjadi dalang dan siapa yang menjadi wayang. Mengira-ngira apa yang terjadi selanjutnya. Bahkan menebak bagaimana Sudut Mati akan berakhir.

Konflik antar tokoh juga menyebabkan Sudut Mati menjadi semakin rumit untuk ditebak. Apalagi setiap tokoh punya rahasia yang diceritakan secara dicicil. Ketika saya sudah menetapkan sebuah dugaan, pengungkapan rahasia baru trrkadang harus membuat dugaan baru.

Kembali berbicara tentang karakter, hampir seluruh karakter yang dimunculkan mempunyai peranan penting untuk menggiring karaktwr utama dan plot cerita. Hanya saja ada beberapa karakter yang menurut saya sia-sia. Dengan kata lain tanpa karaktwr itu pun kisah yang ditawarkan akan tetap menarik.

Misalnya 3 pembunuh bayaran . Menurut saya konflik antara Polong (dipihak la2an) dan Si Dokter (di pihak Prayogo) sudah cukup. Kehadiran shadow yang tiba2 setelah kematian Polong saya anggap sebagai kesia-sian. Tanpa Shadow, Tsugaeda bisa memperuncing konflik antara Polong dan Si Dokter, dengan begitu Si Dokter pun akan tetap terlihat luat biasa. Toh pada akhirnya, Shadow juga mati gampang ditangan Si Dokter.

Sebagai nilai akhir, saya beri 4 dari 5 untuk Sudut Mati.

Dia Febrina

[Buku] Bumi Manusia

20150822_150141

Kegamangan terhapusnya tradisi karena modernisasi bukan muncul beberapa tahun ini saja. Ia sudah muncul sejak awal abad ke-20, sejak kata modern itu sendiri baru mengudara di Hindia.

Meski bukan satu-satunya, Minke menjadi generasi pertama yang mengalami pergesekan antara budaya dengan modernisasi ini. Paling tidak itulah yang disampaikan Pram dalam Bumi Manusia.

Lihatlah bagaimana Minke merutuki nenekmoyang yang mengharuskan ia melepas alas kaki kemudian berjalan jongkok, untuk menemui seseorang yang lebih tinggi status sosialnya. Meski dalam darah Minke pun mengalir darah kesatria jawa yang menasbihkannya sebagai seorang priyayi. Kalau ia bukan seorang priyayi, tentu sulit baginya untuk bisa diterima sebagai siswa H.B.S

Pada lain kesempatan Minke juga menggerutu ketika ia mengenakan pakaian jawa lengkap namun didesain oleh orang Belanda. Bahkan yang mendandani pun adalah orang Belanda.

Meski ia satu dari penghuni kasta tertinggi dalam tatanan masyarakat Jawa. dalam tatanan masyarakat Hindia Minke tetap penghuni kasta paling bawah. Di mata hukum dan kehidupan sosial ia masih berada dibawah Indo (hasil perkawinan silang orang Belanda dan Pribumi) bahkan dibawah warga asia timur yang menjadi pendatang di Hindia kala itu. Penghuni puncak tertinggi tentu saja orang Belanda berdarah murni.

Bagi Nyai semua permasalahan strata ini menjadi semakin rumit karena ia seorang gundik. Ia dijual kepada Tuan Mellema, tidak mempunyai status hukum meski melahirkan dua orang anak dari pergundikan tersebut. Ia tidak berhak menyampaikan pendapat dengan menggunakan Bahasa Belanda meski ia fasih. Ia tidak mempunyai hak atas hasil usahanya karena semua itu atas nama Tuan Mellman. Yang paling menyedihkan, ia tidak berhak atas anak-anaknya hanya karena ia seorang Pribumi sedangkan anak-anaknya Indo.

Lain Minke, lain Nyai lain lagi Ann.

Ia terlahir sebagai Indo karena Tuan Mellema ayahnya adalah Belanda totok. Ia dibesarkan oleh tangan besi Nyai, membuat ia  merasa sebagai Pribumi meski secara wajah ia mewarisi kecantikan Ratu Belanda ketika itu. Ia pun jatuh cinta kepada Minke, pribumi pertama yang datang dan menjadi temannya.

Namun bukan romansa namanya tanpa tragedi. Ia harus diberangkatkan ke Belanda, meninggalkan kota yang ia anggap sebagai tanah air. Karena Nyai tidak punya hak asuh terhadapnya secara hukum. Tidak pula suaminya, Minke. Meski secara hukum agama Minke mempunyai hak atas Ann namun secara hukum Belanda Ann masih dibawah umur untuk menikah. Ia masih harus tunduk kepada hukum Belanda.

Jadi kawan, jika hari ini kita masih merunduk-runduk kepada seseorang hanya karena status sosialnya, bukan karena sikap dan kepribadiannya, bisa jadi kita belum pernah benar-benar bergerak dari tahun 1920. Masa ketika Minke masih hidup dalam cerita Pramoedya Ananta Toer.

[Review] What I Talk About When I Talk Abount Running

Ini buku kedua Murakami yang saya baca. Dan saya bersyukur karena buku ini tidak seberat 1Q84 yang saya baca sebelumnya.

What I Talk Abount When I Talk About Running merupakan sebuah memoir Haruki Murakami. Ia berkisah tentang bagaimana ia mendadak tertarik pada dunia lari dan pada saat yang sama ingin menjadi penulis.

Murakami menemukan kesamaan pada aktifitas lari dan menulis yang ia lakoni bertahun-tahun. Ia menyebut dirinya mempunyai otot-otot yang lambat ‘panas’. Namun sekali otot-otot tersebut ia bisa berlari dengan optimal.

Murakami berkisah tentang marathon yang rutin ia ikuti setiap tahun dan tahun ini (dalm setting buku) ia berencana untuk mengikuti Triathon, yakni olahraga yang menggabungkan renang, sepeda dan lari.

Jika dalam 1Q84 saya merasa Murakami menjadi Tuhan dalam memoir yang ia tulis sendiri ini, saya bisa merasakan Murakami yang sesungguhnya. Ia terlalu jujur, terlalu apa adanya, nyari stidak mempunyai basa-basi.

Hal yang saya kagumi dari Murakami adalah kemampuannya mendispilinkan diri lari setiap hari sejak masih sangat muda. Kedispilinan ia lari mungkin juga mempngeruhi kedisplinanya menulis. Wajar jika puluhan judul buku lahir dari tangannya.

Mungkin gue juga mesti disiplin berlari sebagai latihan awal disiplin menulis.

[Review] Filosofi Kopi The Movie

Sosok El sengaja diciptakan untuk menyarukan sisi ‘maskulin’ dari Filosofi Kopi. Jika tidak, penonton hanya akan disuguhi dua laki-laki yang berantem tentang kopi dan tentu saja puluhan gelas kopi. Kira-kira begitulah pernyataan Dee dalam Dee’s Coaching Clinic Jakarta satu minggu yang lalu.

Ya! Dalam versi cerpen, tokoh El memang tidak pernah ada. Dan ketika Dee mengatakan alasan dibalik kemunculan El dalam Filosofi Kopi The Movie, saya bercakap-cakap dengan diri saya sendiri. Kami – saya dan diri saya sendiri – sebenarnya tidak keberatan jika film ini dibuat terlalu maskulin.

Aroma kopi tercium kental selama 115 menit penayangan Filosofi Kopi The Movie. Kata kopi yang melekat dalam judul film ini bukan sekedar tempelan. Semua scene yang muncul selalu menawarkan kopi dalam berbagai rupa. Sebagai tumbuhan, minuman, idealisme, dan juga kenangan.

Bagi yang mengenal dunia kopi, saya rasa film ini seperti menyampaikan dunia yang selama ini mereka geluti dan belum tentu dipahami oleh orang lain. Bagi yang belum mengenal kopi, mungkin setelah menyaksikan ini akan menemukan banyak ternyata. oo…. ternyata kopi itu banyak ragamnya. oo…. ternyata ada profesi Q-Grader dalam dunia perkopian. oo ternyata…. oo ternyata…

Chiko Jeriko menyerap kebebasan milik Ben yang dituliskan Dee di cerpennya. Chiko juga dengan piawai memerankan Ben sebagai barista bukan hanya aksi menyalakan cooffee maker kemudian simsalabim kopi muncul dalam cangkir keramik. Chiko benar-benar membuat kopi, berbicara tentang kopi, bermimpi tentang kopi -setidaknya itu yang terlihat di film-. Mungkin hal ini juga ditunjang dengan Chiko yang beberapa kali ‘magang’ di ABCD Coffe, Pasar Santa.

“Gue nggak pernah becanda soal kopi” — Ben, Filosofi Kopi

Jika Ben menganggap kopi sebagai sebuah idelisme yang nyaris ia tuhankan, maka Jhody (Rio Dewanto) adalah orang yang harus membuat Ben tetap membumi. Jhody melihat kopi sebagai sebuah komoditas untuk menyambung hidup. Ketika hutang yang ditinggalkan Papi Jodhy tidak bisa ia lunasi ia merasa harus menggeser Filosofi Kopi dari sebuah idealisme menjadi komoditas industri.  Hal-hal yang bertentangan dengan ‘ketuhanan’ Ben terhadap kopi justru dilihat Jodgy sebagai peluang untuk meningkatkan laba Filosofi Kopi. Seperti menurunkan kualitas bahan baku, menyediakan wi-fi untuk lebih menarik banyak pengunjung dan lain sebagainya.

Mungkin pertentangan dua sahabat ini tidak akan pernah bergerak jika tidak muncul 2 tokoh lain. Seorang pengusaha yang menantang Ben untuk menghasilkan home blended coffee terbaik di Jakarta dengan taruhan senilai 1M. Tentu saja Ben mampu menghasilkan kopi terbaik di Jakarta. Lahir lah Perfecto.

Ketika El muncul dan mengatakan bahwa kopi Tiwus lebih baik dari pada perfecto, Ben bertarung dengan dirinya sendiri. Ia telah mendaulat dirinya sebagai orang yang mampu menghasilkan kopi terbaik di Jakarta bahkan mungkin di Indonesia dikalahkan oleh sepasang petani, dari Ijen yang tidak kenal dengan pengolahan kopi modern.

Tentang El (Julie Estelle) ia muncul dalam porsi yang cukup. Sebagai ‘pemanis’ dalam Filosofi Kopi The Movie. Jika sebelumnya saya berfikir saya tidak masalah jika film ini ditampilkan ‘maskulin’ setelah menyaksikan Filosofi Kopi saya setuju bahwa kemunculan seorang perempuan akan lebih baik.

Ini berkaitan dengan nilai estetika. Misalnya tidak ada yang salah jika sebuah diskusi tentang impian mengelilingi dunia dilakukan disebuah warteg, karena di dunia nyata hal ini memang terjadi. Namun ketika dijadikan sebuah komoditi visual, obrolan tentang impian akan jauh lebih punya nyawa jika dibicarakan  di pinggir sebuah tebing dengan setelah perjuangan untuk sampai ke sisi tebing tersbeut bukan. Semakin indah lagi ketika sisi tebing tersebut berbatasan langsung dengan laut lepas dan matahari sedang bergerak cepat menuju peristirahatannya.

Kemunculan El justru semakin menguatkan karakter Ben. Tentang ketuhanannya kepada kopi yang tidak tergoyahkan dengan kehadiran seorang perempuan cantik.

Gelombang : Sebuah Titik (tidak terlalu) Terang Supernova

Tulisan ini disertakan dalam kompetisi #DeesCoachingClinic yang diselenggarakan oleh Bentang Pustaka


Setiap kali menyelesaikan sekuel Supernova, pertanyaan yang sama selalu menggantung dalam benak saya. Sebenarnya Dee ingin membawa saya kemana?’

J.K Rowling sejak bab awal Harry Potter sudah menjelaskan bahwa sekuelnya akan berkisah tentang pertarungan Harry Potter dengan Lord Voldemort. Dalam Lord of The Rings J.R.R Tolkien sudah bekisah sejak awal, ini adalah petualangan Frodo menuju puncak gunung berapi untuk menghancurkan sebuah cincin betuah.

Bagaimana dengan Supernova?

Buku pertama Supernova: KPBJ, berkisahkan kehidupan Diva dengan Gio. Saya baru sadar bahwa Diva adalah fokus utama KPBJ setelah membaca Gelombang. Yakni ketika membaca bagian Alfa bertemu dengan Bintang Jatuh di Asko, alam yang bisa ia temui hanya dalam mimpi.

Buku kedua, Akar, bercerita tentang Bodhi. Seorang seniman tato yang punya hubungan tidak biasa dengan Isthar. Isthar yang mendadak hilang dari kehidupan Bodhi, tiba-tiba muncul dalam kehidupan Alfa. Isthar kembali menghilang setelah meninggalkan kesan yang mendalam bagi Alfa.

Rasa penasaran Alfa membuatnya harus mencari Bodhi, satu-satunya petunjuk yang mengarah kepada Isthar.

Buku ketiga, Petir, mempunyai tokoh central baru, seorang gadis yatim piatu bernama Elektra. Elektra dan Bodhi dipertemukan di Partikel, sekuel keempat Supernova.

Jika supernova diibaratkan sebagai sebuah puzzle raksasa, sebelum Gelombang, potongan puzzle yang ada ditangan saya sangat acak.

Setiap sekuel Supernova bercerita tentang tokoh yang berbeda, ditempat berbeda dengan persoalan yang juga berbeda. Saya tidak menemukan benang merah yang menghubungkan tokoh-tokoh di Supernova.

Sebuah cahaya redup muncul ketika Elektra bertemu dengan Bodhi. Keduanya langsung saling mengenal dengan nama panggilan mereka di Asko -Bagian tentang Asko ini hanya asumsi saya dari percakapan Diva dan Alfa ketika sedang berada di Asko-

Gelombang hadir menjadi sebuh titik terang baru. Bahwa mereka,Kawan-Kawan Sekelompok -meminjam istilah Ompu Roggur-, total berjumlah enam orang, sesuai dengan jumlah batu yang dititipkan kepada Gio (4 batu) dan Alfa (2 batu).

“Masing-masing batu ini merepresentasikan jumlah orang-orang pentik yang harus Anda temukan” -Amaru kepada Gio (halaman 14)

Melalui mimpi Alfa, saya berasumsi bahwa markas mereka adalah Asko.

‘Ada setidaknya enam bangunan yang kulihat’. (halaman 321)

Sampai sejauh ini hanya ada Diva dan Alfa yang berhasil mencapai Asko. Perjalanan Alfa menuju Asko sendiri sangat menarik. Ia harus menguasai tekhnik bermimpi-ketika-sadar. Mungkin ketika semua Kawan-Kawan Sekelompok sudah mencapai Asko dan melakukan reuni, kita bisa mengetahui bagaimana petualangan mereka masing-masing untuk mencapai Asko.

Kembali kepada pertanyaan saya semula, apa yang kemudian terjadi setelah semua Anggota Perkumpulan sampai di Asko? Apakah ini semacam perkumpulan anak muda berkemampuan luar biasa, yang menjaga sebuah rahasia besar tentang Bumi? Tentang kelangsungan hidup manusia?

Sejak awal Dee sepertinya memang menjadikan Supernova sebagai sebuah petualangan terbuka. Ia menciptakan petulangan-petualangan ‘kecil’ untuk setiap anggota Kawan-Kawan Sekelompok agar mereka (termasuk pembaca) siap dengan petulanganyang lebih besar.

Terkadang saya dibuat kewalahan. Setiap sekuel terbaru Supernova terbit, saya merasa harus mengulang dari sekuel pertama. Mungkin ada hal-hal yang tampaknya acak sebenarnya adalah merupakan sebuah pola.

Diva, Gio, Bodhi, Isthar, Elektra dan Zarah jika dilihat dari lingkaran takdir masing-masing, mereka hanya sebuah titik-titik asing. Namun ketika satu garis berhasil ditarik dari satu titik ke titik lainnya, mereka bisa jadi membentuk sebuah rasi bintang.

[Movie] Gone Girl

Awalnya gue pikir Gone Girl ini punya alur cerita yang sama dengan Taken. Tentang anak perempuan yang menghilang -siapa suruh judulnya ‘girl’- ternyata tidak. Ini adalah tentang seorang seorang istri yang menghilang di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-5.

Menghilangnya Amy bukan hanya menyebabkan kesedihan bagi banyak orang -Amy adalah tokoh inspiratif dari buku cerita kanak-kanak, The Amazing Amy- tetapi juga menyebabkan Nick, dicurigai sebagai pelaku pembunuhan.

Semua bukti memang mengarah kepada Nick sebagai tersangka, bekas tumpahan darah di lantai dapur -yang sudah dibersihkan sebelum polisi datang- , pernyataan salah seorang tetangga dan juga teman Amy tentang kehamilan dan kekerasan yang diterima Amy, Amy yang memesan pistol kepada salah seorang penjual senjata ilegal,  dan perselingkuhan Nick. Semua bisa dijadikan motif bagia Nick  untuk membunuh Amy. Puncaknya adalah ketika polisi menemukan buku harian Amy.

Dalam buku hariannya Amy bercerita bagaimana awal pernikahannya, resesi keuangan yang mereka alami, perselingkuhan Nick, peretengkaran-pertengkarannya dengan Nick, ketakutannya atas kekerasan yang mungkin akan dilakukan Nick hingga kemungkinan Nick sedang menimbang-nimbang keputusan untuk menghabisi Amy.

Ternyata, Amy sengaja merancang semua tuduhan tersebut mengarah kepada Nick, sementara ia melarikan diri dengan sejumlah kas dan mobil yang sudah ia beli sebelumnya. Amy melakukannya karena ia tidak menyukai Nick yang berubah menjadi pemalas setelah kehilangan pekerjaannya, ditambah dengan perselingkuhan Nick.

Terus terang gue ngerasa amazing sekaligus ngeri menyaksikan bagaimana Amy menciptakan perangkap untuk Nick. Tidak hanya itu ketika ia akhirnya kehilangan uang dalam pelariannya, Amy dengan sangat cepat mengubah rencannya. Dari seorang istri yang dibunuh oleh istrinya sendiri menjadi seorang wanita yang diculik, disekap dan dilecehkan oleh mantan kekasih. Amy tidak bahkan menyakiti dirinya sendiri agar tuduhan penyekapan dan pelecahan tidak terbantahkan.

Kemunculan Amy dengan tubuh bersimbah darah -membunuh mantan kekasihnya dengan alasan membela diri- apalagi dengan draman penculikan tentu saja memunculkan simpati. Kecuali dari Nick dan saudara perempuannya yang mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Nick bermaksud meninggalkan Amy dan mengungkap kebenaran kepada publik namun Amy muncul dengan kabar kehamilannya -kehamilan pertama palsu-. Nick yang merasa bertanggung jawab atas anak dalam kandungan Amy, memutuskan untuk bertahan dalam pernikahan tersebut.

[Review] Ender’s Game

Gue nggak terlalu suka dengan film dengan tema alien. Karena kebanyakan film bertema Alien menempatkan Alien sebagai tokoh antagonis yang datang menginvasi bumi, sedangkan manusia selalu menjadi tokoh protagonis dan heroik. Terlalu mainstream.

Namun, menyaksikan Ender’s Game, harus gue akui rasa tertarik gue tidak berkurang, meski film ini sudah gue tonton berkali-kali.

Pertama, Ender’s Game lebih fokus kepada proses menemukan strategi terbaik untuk mempertahankan diri dan memenangkan pertempuran.

Anak-anak terbaik di bumi, direkrut untuk menjalani pelatihan di sekolah pertempuran. Mereka dipersiapkan untuk menjadi pahlawan yang nantinya harus menyelamatkan bumi dari serangan Alien.

Kedua, pola pikir Ender Wiggins. Serangan Alien pertama ke bumi datang 50 tahun yang lalu. Tentu saja anak terbaik bumi kala itu berhasil mengggalkan invasi Alien ke Bumi. Namun segala sesuatu tetap harus dipersiapkan untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk, jika Alien kembali menyerang.

Ender beserta timnya menjalankan serangkaian simulasi perperangan dengan koloni Alien. Tanpa ia ketahui, simulasi terakhir ternyata benar-benar dilakukan di planet tempat Alien berdiam. Ender tidak pernah menyangka keberhasilan misi yang ia fikir sebuah simulasi adalah sebuah proses pembunuhan masal terhadap Alien. Hal ini bertentangan dengan hati nurani Ender.

Lima Puluh tahun berselang sejak serangan pertama, bumi tidak pernah mendapatkan serangan susulan, bagaimana mungkin misi penghancuran harus dilakukan hanya karena prinsip ” menghancurkan atau dihancurkan”


Sejak lama saya selalu bertanya-tanya, mengapa film tentang Alien selalu menjadikan topik Alien datang ke Bumi karena sebuah misi penjajahan atau kudeta. Padahal yang sebenarnya terjadi, manusia Bumi berlomba-lomba menciptakan terkhnologi teranyar dan termutakhir untuk menemukan planet selain bumi yang bisa ditempati suatu saat kelak.

Dari kacamata para Alien, bukankah kita yang datang menginvasi planet mereka? Bisa jadi memang kita saja yang terlalu angkuh dan mereka para Alien datang untuk membuat perhitungan atas kerusakan yang kita lakukan di planet mereka.

Film ini, pada bagian akhir (ketika Ender melakukan misi terakhir yang ternyata sebuah pertempuran asli) terlihat bagaimana manusia punya insting untuk tampil heroik. Hanya berdasarkan kemungkinan untuk dihancurkan, manusia memilih untuk melakukan penyerangan lebih dulu.

Pada awalnya, sebuah angkatan bersenjata memang didirikan untuk mempertahankan dan membela diri suatu bangsa, namun ketika kekuatan tersebut cukup kuat, mereka punya kecenderungan untuk menguasai bangsa lain.

Menghalalkan semua cara. Mengatasnamakan kedamaian. Lalu apakah kita benar-benar sedang menciptakan sebuah kedamaian? Atau sebuah perang?

[Movie] Philomena

Philomena

Melahirkan anak diluar hubungan pernikahan bisa jadi sebuah dosa besar, lalu dimanakah dosa memperjual-belikan anak manusia seharusnya ditempatkan? Sebelum atau setelah dosa perzinaan?

Film ini berkisah tentang kenaifan Philomena Lee. Gadis muda Irlandia yang tidak pernah mengetahui bahwa dalam tubuhnya terdapat sel telur yang akan bertransformasi menjadi bayi manusia ketika di buahi.

Melahirkan anak diluar pernikahan adalah sebuah dosa dan menurut para biarawati, rasa sakit sepanjang proses persalinan adalah bentuk usaha menggugurkan dosa tersebut.

Philomena menyerahkan pengasuhan anak laki-lakinya, Anthony, kepada pihak gereja. Hingga menginjak usia dua tahun, Anthony diadopsi oleh sebuah keluarga dari Amerika Serikat.

Lima puluh tahun kemudian, Philomena dengan bantuan Martin berusaha menemukan jejak Anthony. Pihak gereja berdalih bahwa semua dokumen adopsi Anthony lenyap dalam sebuah kebakaran besar, kecuali surat pernyataan yang ditandatangani oleh Philomena, yang menyatakan bahwa Philomena menyerahkan pengasuhan anaknya kepada gereja dan tidak akan berusaha mengetahui keberadaan anaknya di masa depan.

Pencarian Philomena berlanjut hingga akhirnya ia menemukan fakta bahwa Anthony sudah berganti nama menjadi Michael Hess, seoramg pengacara senior dan pegawai kepresidenan pada masa Reagen dan Bush dan seorang gay. Kenyataan pahit lainnya adalah Anthony/Michael juga melakukan pencarian yang sama kepada pihak gereja. Sayang sekali ia tidak pernah mendapatkan informasi mengenai ibunya dari pihak gereja bahkan hingga ia meninggal akibat AIDS.

Anthony/Michael berwasiat kepada pacarnya agar ia dimakamkan di gereja tempat ia dilahirkan sebab ia berharap suatu hari Philomena akan menemukannya.

****

Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata Philomena yang terlebih dahulu sudah dituliskan oleh Martin Sixmith. Isu utamanya pencarian seorang ibu terhadap anaknya, dengan isu sampingan perdagangan anak di Irlandia beberapa puluh tahun yang lalu oleh pihak gereja.

Meski isu yang diangkat dekat dengan unsur dramatic, sejujurnya film ini tidak menuntut cucuran air mata.

Menurut saya pribadi, Philomena ‘terllauberiman’ sehingga ia membunuh insting manusiawinya sendiri. Philomena menjalani persalinan dengan peralatan seadanya dengan kondisi posisi bayi sungsang. Ia yakin (sebagaimana yang dikatakan para biarawati) bahwa rasa sakit adalah penggur dosanya. Ia berusaha tidak berburuk sangka kepada pihak gereja yang selalu berdalih jika ia berusaha mengetahui informasi tentang keberadaan anaknya. Bahkan ketika akhirnya ia mengetahui bahwa pihak gereja sengaja menutupi informasi dari ia dan anaknya, Philomena tetap memaafkan mereka.

Martin menjadi sisi manusia (dan kebetulan dia Atheis) dalam kisah ini, menyeimbangkan Philomena yang ‘malaikat’.

Terus terang, bagian menarik dalam film phenomena menurut saya adalah bagian ketika kahirnya Philomena kembali ke gereja setelah mengetahui bahwa Anthony dikebumikan di sana. Martin dengan sisi manusianya, tidak memapu menahan kemarahan kepada pihak gereja yang telah menyembunyikan (kemungkinan) banyak informasi tentang ibu kandung dan anak adopsi mereka. Kira-kira beginilah dialognya

Martin : I am Angry

Philomena : It must be exhausting

Philomena bahkan memutuskan untuk memaafkan pihak gereja meski ia mengakui itu bukanlah satu hal yang mudah. Philomena tidak ingin hidup dalam kebencian, karena seperti yang ia katakan. Kemarahan, kebencian hanya memicu kelelahan. Ujungnya adalah ketidakbahagiaan.

***

Film ini sudah lama ada di laptop gue dan kebetulan baru ditonton hari ini, beberapa hari setelah gue mencanangkan the happines project. Bukankah pada satu hal yang kebetulan terdapat sebuah sistem yang terukur?

Tuhan seolah memberi petunjuk bahwa untuk menjadi bahagia, gw harus mengurangi sifat marah dan turunannya seperti ngedumel, update status kesel di medsos dll.

Kayaknya sih gitu.

Prison Break Season 1

 

Gambar diambil disini

Michael sengaja merampok sebuah bank agar bisa masuk ke Fox River. Michael muncul di Fox River dengan satu rencana besar, membebaskan Lincoln, kakaknya. Michael, sudah mempelajari cetak biru Fox River bahkan memetakan jalur pelarian ia nanti dalam bentuk tatto. Tatto tersebut menutupi seluh bagian atas tubuh Michael dan sengaja disamarkan dengan menambahkan ornamen-ornamen lainnya.

Lincoln dijatuhi hukuman mati atas kesalahan yang tidak diperbuatnya. Lincoln dituduh dan terbukti melakukan pembunuhan terhadap Terrance Steadman, saudara laki-laki wakil presiden Amerika, Caroline Reynolds.

Michael menggunakan jalur pembuangan yang ada di selnya sebagai jalur melarikan diri. Dengan demikian ia harus bekerja sama dengan Sucre, teman satu selnya. Sucre yang pada awalnya tidak mempunyai keinginan untuk melarikan diri, memutuskan bergabung setelah mendengar kabar kekasihnya akan menikah dengan temannya sendiri.

Michael harus melibatkan John Abruzzi, koordinator Prison of Industri (sekelompok tawanan yang dipekerjakan di penjara). Menjadi personel POI membuat michael lebih leluasa menciptakan jalur pelarian diri.

Michael juga membutuhkan Westmoreland, tahanan yang diduga menyimpan ribuan dollar diluar sana. Westmoreland difungsikan sebagai penggalang dana. Pada awalnya Westmoreland tidak tertarik dengan rencana pelarian diri sampai ia mendapatkan kabar tentang putrinya yang sakit keras, Westmoreland memutuskan untuk turut serta.

Diluar penjara, Veronica bersama Nick berusaha menemukan bukti bahwa Lincoln tidak bersalah. Tanpa di duga, keduanya justru menemukan fakta bahwa Terrance Steadman masih hidup. Veronica menemukan tempat pesembunyian Terrance Steadman. Sayang sekali Veronica dibunuh sehingga tidak sempat membawa Terrance Steadman ke pengadilan.

Diluar rencana, beberapa tahanan mengetahui rencana Michael sehingga tidak ada pilihan lain selain menyertakan mereka. Mulai dari T-bag yang mengetahui wastafel di sel Michael adalah sebuah jalan keluar. C-Note, supplier ilegal obat anti insulin. Michael membutuhkan obat tersbeut sehingga ia punya kesempatan kunjungan rutin ke klinik penjara. Bagian lerluar dari bangunan penjara sebelum dinding pembatas dengan dunia luar. Haywire, tahanan yang sempat menjadi teman sel Michael dan menyadarai bahwa tatto di tubuh Michael adalah cetak biru Fox River. Tweener, yang beberapa kali membantu Michael.

Akhir dari season pertama ini, tentu saja sesuai judulnya, Michael dan 7 tawanan lain berhasil melarikan diri dari penjara. Namun diluar rencana mereka terlambat samai di landasan pacu, pesawat yang seharusnya menunggu dan membawa mereka ke perbatasan negara baru saja berangkat.

Sementara itu Caroline Reynolds melakukan kudeta terhadap presiden.

[Review] Sabtu Bersama Bapak

Penulis : Aditya Mulya

Penerbit : Gagas Media

 

Awalnya saya pikir saya akan menemukan seorang Bapak yang mati-matian menyediakan hari sabtu untuk anak-anaknya, setelah sepanjang Senin – Jumat menyerahkan diri kepada pekerjaan. Ternyata tidak.

Sabtu Bersama Bapak berkisah tentang Bapak yang menyiapkan video-video khusus untuk kedua anak laki-lakinya. Bapak melakukan hal tersebut karena usianya yang menurut dokter tidak lagi panjang dan karena ada tugas Bapak yang tidak bisa digantikan oleh Ibu. Bapak ingin memastikan kedua anak laki-lakinya mempelajari hal-hal yang memang harus diajarkan oleh seorang Bapak. Bapak ingin memastikan bahwa ia tetap ‘hadir’ dalam kehidupan kedua anak lelakinya.

Video-video Bapak, disaksikan oleh anak-anak Bapak, Saka dan Satya setiap sabtu sore. Ini menjelaskan mengapa buku ini berjudul Sabtu Bersama Bapak.

Beranjak dewasa, Saka dan Satya dihadapkan kepada permasalah hidup masing-masing.

Bagi satya mendapatkan seorang istri bukan satu hal yang sulit. Ia mempunyai nilai diatas rata-rata untuk kriteria-kriteria yang biasa ditetapkan seorang perempuan ketika memilih suami (juga kriteria menantu oleh para mertua). Namun, ketika pernikahannya menginjak usia 8 tahun, Satya dibenturkan dengan deretan pertanyaan menyangkut kredibilitasnya sebagai seorang Bapak? Sudahkah ia menjadi seorang Bapak, untuk ketiga anak laki-lakinya? Sudahkan ia menjadi seorang suami yang baik? Mengapa harus ada email dengan subject Kamu Mending Nggak Usah Pulang deh! dari Rissa, istrinya?

“Ketika orang dewasa mendapatkan atasan yang buruk, mereka akan selalu punya pilihan untuk mendapatkan kerja lain– Anak? Ketika mereka mendapatkan orang tua yang pemarah, mereka tidak dapat menggantinya (Satya)”

“Menjadi panutan bukan tugas anak sulung — kepada adik-adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orang tua — kepada semua anak (Bapak)”

Dengan mengucapkan Ijab-Qabul atau janji suci pernikahan, seorang pria baru saja menjadi seorang suami. Namun, menjadi seorang Bapak tidak pernah selesai hanya dengan menjadi mayat, apalagi hanya karena sebuah perceraian. (Ini kata gue pas udah baca setengah bagian Sabtu Bersama Bapak, nggak ada dibuku :P).

Jika kisah hidup Satya berkisah tentang bagaimana seorang Bapak harusnya bersikap, maka kisah hidup Saka menjadi panduan bagaimana seorang laki-laki mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang suami dan Bapak yang baik.

“Membangun sebuah hubungan tersebut membutuhkan dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Yang bukan saling mengisi kelemahan (Bapak)”

“Nah Misalnya, saya nggak kuat agamanya. Lantas saya cari pacar yang kuat agamanya. Pernikahan kami akan habis waktunya dengan membuat si kuat melengkapi yang lemah. Padahal setiap orang sebenarnya wajib menguatkan agama. Terlepas dari siapapun jodohnya (Saka)”

Semua hal yang diterapkan Satya dan Saka dalam kehidupannya tentu saja berkat ‘kehadiran’ Sang Bapak. Bisa dibilang Sabtu Bersama Bapak ini sebagai guidelines awal untuk menjadi seorang Bapak yang baik.